AGAKNYA sudah menjadi rahasia umum bahwa Amerika Serikat (AS) sebagai negara pemilik senjata nuklir terbesar di dunia, secara terus-menerus mengekspor teknologi nuklirnya ke Israel, negara satelitnya di Timur Tengah.
Bantuan AS dalam pengembangan teknologi senjata pemusnah massal Israel, tidak hanya telah menjamin suksesnya gerakan Zionis Israel ke Palestina, tetapi sekaligus menjadikan negara Yahudi itu sebagai "super power" militer di Timur Tengah.
Pengamat Timur Tengah dari IAIN Imam Bonjol Padang Dr. Syaifullah kepada Antara di Padang, Kamis (19/9), mengatakan, keberhasilan Israel menguasai teknologi militer tersebut telah menimbulkan bencana kemanusiaan di Palestina.
Menurut dia, Israel juga menjadi semakin angkuh dengan segala kekuatan yang dimilikinya, dengan melakukan pembunuhan besar-besaran terhadap warga Palestina, sekaligus pembangkangan terhadap Resolusi PBB.
Israel juga secara provokatif melakukan penekanan dan ancaman terhadap para tetangga Arabnya, apabila negara-negara Arab membela Palestina.
Ia mengatakan, puluhan Resolusi PBB yang telah dikeluarkan PBB agar Israel menarik diri dari wilayah-wilayah Palestina dan menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah Palestina terus diabaikan, sementara AS dan PBB sama sekali tidak melakukan tindakan dan hukuman apa pun terhadap Israel
Sementara di sisi lain, AS dan PBB selalu bersikap agresif dan menempuh segala cara, tidak terkecuali pilihan militer, untuk memaksakan resolusi PBB yang dikenakan terhadap Irak yang dituduh mengembangkan senjata pembunuh massal.
Menurut dia, kemunculan Israel sebagai negara adidaya nuklir di Timur Tengah, serta perlindungan berkelanjutan yang diberikan AS, telah menjamin sepenuhnya gerakan zionis untuk "pulang kampung" ke wilayah Palestina, sejak 1967.
Eksodus besar-besaran warga Yahudi ke Palestina makin berlanjut menyusul "Balforur Declaration" yang mengizinkan orang-orang Yahudi kembali ke Palestina.
Kemudian, saat Uni Soviet runtuh dan Ethiopia mengalami perang saudara, PM Israel Manachen Begin yang berhaluan keras dengan cepat mengirim pesawat udara guna menerbangkan warga Yahudi di kedua negara tersebut ke Israel.
Pusat nuklir Israel yang berlokasi di gurun Negev memiliki kemampuan cukup besar, sehingga dengan kekuatan yang dimilikinya itu, para pemimpin Israel selalu dengan nada enteng menanggapi segala bentuk kecaman negara-negara Arab berkaitan dengan kekejamannya terhadap Palestina.
Ancaman Arab melakukan sanksi ekonomi terhadap Israel menyusul kebijakan pemusnahan etnis yang terus dilakukan para pemimpin Israel terhadap Palestina, ditanggapi Israel dengan ancaman akan menyerang kota-kota di wilayah -wilayah Arab.
Para analis militer di Timur Tengah memprediksikan, Israel yang kini memiliki tak kurang dari 200 hulu ledak nuklir, akan sanggup menghantam semua kota besar di seluruh kawasan Timur Tengah antara lain Baghdad (Irak), Taheran (Iran), Riyad (Saudi Arabia) dan Damaskus (Suriah).
Kebijakan AS
Para pemimpin Amerika Serikat (AS), secara terus -menerus melanjutkan komitmennya untuk mempertahankan dominasi militer Israel di Timur Tengah melalui dukungan anggaran militer, teknologi dan lobi internasional.
Padahal, Israel telah melakukan tindakan kejahatan kemanusiaan mengerikan yang ditunjukkan kepada warga Palestina. Israel juga secara berkelanjutan melanggar puluhan Resolusi PBB yang menginstruksikan keluar dari Palestina.
Dinas Intelijen Israel Mossad dan Dinas Intelijen AS CIA secara aktif memata-matai seluruh perkembangan teknologi persenjataan di negara-negara Arab. Bahkan Israel, pernah mengebom fasilitas nuklir Irak di Oshirak.
Israel juga berulang kali menawarkan diri kepada India untuk membantu pengeboman fasilitas nuklir Pakistan, karena Israel, nampaknya kawatir bila ada negara Islam berkemampuan nuklir akan bisa mengimbangi kekuatannya sekaligus meruntuhkan dominasi militernya di Timur Tengah.
Kekhawatiran ini, nampaknya menyebabkan AS dan Israel secara agresif terus melakukan penekanan, bahkan aksi militer terhadap negara-negara Islam yang memiliki potensi nuklir seperti Irak, Iran dan Pakistan. AS pernah menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Pakistan karena mengembangkan senjata nuklir.
Gertakan militer dilakukan AS terhadap Irak, karena dituduh menghalangi dan menolak tim inspeksi PBB yang bertugas menyelidiki senjata-senjata pembunuh massal Irak.
Rektor IAIN Imam Bonjol Padang Prof Dr Maidir Harun mengatakan, ada teori yang diungkapkan seorang ilmuwan Pakistan bahwa kalau sebuah negara ingin maju, tidak ada jalan lain, kecuali mengembangkan teknologi militernya dengan serius.
Menurut dia, teori tersebut nampaknya telah mengilhami Irak untuk mengembangkan persenjataan berteknologi tinggi termasuk senjata-senjata yang mampu membawa hulu ledak nuklir.
Ia mengatakan, bangkitnya teknologi militer Irak membawa ketakutan tersendiri di mata AS dan Israel, sehingga mereka berusaha melakukan praktik rekayasa politik guna mencari dalih untuk bisa menghancurkan persenjataan Irak.
"Namun ketika AS dan Israel terus berkonsentrasi untuk menghancurkan Irak, ternyata dua negara itu 'kecolongan', karena Pakistan justru melesat menjadi negara nuklir terbesar di Asia Selatan sekaligus pertama di negara-negara Islam," ujarnya.
Pengamat Politik Universitas Negeri Padang DR Azwar Ananda mengatakan, AS berusaha menghancurkan potensi-potensi persenjataan nuklir di negara-negara Islam, karena khawatir akan mengganggu eksistensi Israel.
"AS juga susah mengendalikan senjata nuklir yang dimiliki negara-negara Islam, sehingga AS berusaha mengambil kebijakan menghancurkan sama sekali setiap potensi nuklir yang ada di negara-negara Islam," ujarnya.
catatan ryanscan : apa yang membuat anggota hamas berani menyerang israel, padahal dari segi senjata sudah jelas israel lebih kuat di banding sekutu hamas. dukungan yang terus mengalir dari america membuat israel menjadi anak kecil yang manja. peran PBB sendiri tidaklah nampak dalam kasus ini. dimana peran PBB...? oh iya para pembaca, negara-negara seperti lebanon, iran akan siap mendukung palestina dengan bantuan senjata-senjata mutakhirnya. dengar-dengar rusia ikut membela palestina.
hehehehe..
beware israel-america...
0 comments:
Posting Komentar
Bebas, Sopan, No Sara. :)