timbulnya wacana ini menimbulkan pro dan kontra. sebenarnya hal seperti ini sudah dilakukan oleh pemerintah di Kota Mesir ( artikel ). bagaimana hal tersebut di terapkan di kota bandung? apa tanggapan kalian?
Saat ini sedang ada yang menyusun/menulis master plan teknologi penyatuan gema adzan 5 waktu dengan perangkat IT. Saat ini setiap RW memiliki masjid minimal 1 masjid. Suatu saat nanti dengan berkembangnya dan bertumbuhnya umat Islam, maka insya allah setiap RT akan ada masjid (saat ini sudah kejadian di Kelurahan Cicadas). Mungkin planning sy ini bisa jadi bahan pertimbangan bagi rekan-rekan di bidang teknik elektro, teknik telekomunikasi, dan MUI.
Ke depan penyatuan suara adzan se-kota akan sangat dimungkinkan. Bukan berarti suara adzannya hilang, melainkan suara adzan dipusatkan di Masjid Raya per Kota dan direlay oleh seluruh masjid yang ada dalam 1 kota itu ke speaker-speaker luar seluruh masjid secara otomatis dengan pemancar radio. Jadi muadzin cukup 1. Sedangkan Iqomah suaranya lokal di dalam masjid masing-masing. Ini akan bisa dijadikan kota percontohan jika ada kota yang menerapkan ini. Karena suaranya hanya 1, maka akan lebih harmoni didengarnya.
Mudah-mudahan esensi adzannya tdk hilang begitu jg jamaahnya. Krn kalau suara azan terlalu banyak, maka akan bertumpuk suaranya, seperti yg terjadi saat ini. Ke depan pasti akan lebih menumpuk lagi suaranya.
bagaimana menurut kalian?
0 comments:
Posting Komentar
Bebas, Sopan, No Sara. :)